Komisi Disiplin (Komdis PSSI) kembali menuai sorotan akibat keputusan kontroversial yang dinilai hanya menguntungkan segelintir klub dan merugikan klub lainnya.
Banding yang dilakukan manajemen Persib Bandung kepada Komdis PSSI terkait sanksi yang dijatuhkan terhadap Supardi Nasir mendapat respon tak terduga.
Bukannya berkurang, denda untuk kapten tim Maung Bandung justru semakin bertambah.
Supardi dijatuhi sanksi setelah dianggap terbukti melakukan protes berlebihan kepada wasit saat Persib menjamu Mitra Kukar beberapa waktu lalu.
Awalnya pemain 35 tahun diberikan sanksi larangan 4 kali bertanding serta denda sebesar Rp 50 juta. Namun setelah mengajukan banding, denda justru bertambah menjadi Rp 75 juta.
Teddy Tjahyono selaku Direktur Keuangan PT Persib Bandung Bermartabat pun tak tahu alasan Komdis PSSI menambahkan denda tersebut.
"Iya, (bertambah berat), saya tidak bisa ngomong apa-apa, aneh," ujar Teddy, mengutip tribunnews.com (24/04/2018).
Keputusan Komdis PSSI sangat bertolak belakang dengan sanksi yang diberikan kepada Arema FC.
Banyaknya pelanggaran saat laga Arema FC kontra Persib, Minggu (15/4) hanya 'dihargai' denda sebanyak Rp 250 juta serta larangan menggunakan tribun timur Stadion Kanjuruhan.
Dengan kejadian seperti di Kanjuruhan, seharusnya Singo Edan dihukum partai usiran minimal 5 laga kandang.
Yang lebih mengherankan lagi, cederanya pelatih Mario Gomez akibat lemparan Aremania dan tandukan Arthur Cunha kepada Bojan Malisic tak dianggap sama sekali alias terbebas dari sanksi.
Benar-benar lucu organisasi yang katanya berpredikat sebagai asosiasi tertinggi sepakbola Indonesia ini.
Apakah saking kepepetnya PSSI butuh dana untuk membayar sanksi FIFA sehingga tanpa alasan yang jelas menambah hukuman denda kepada klub tertentu?